Saatnya Memperhatikan Kesehatan Wanita Usia Menopause

April 25, 2008 at 7:30 am Tinggalkan komentar

Oleh: Albiner Siagian*

Walaupun wanita, umumnya, memiliki umur harapan hidup (UHH) lebih tinggi daripada pria, mereka menghadapi masalah kesehatan yang lebih rumit. Secara kodrati, wanita mengalami fase perubahan fisiologis yang berbeda dengan yang dialami pria. Mengawali masa remajanya, wanita mulai mengalami menstruasi yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama masa usia reproduktif. Selanjutnya, mereka akan menjalani masa hamil dan menyusui yang melelahkan. Fase ini diakhiri dengan datangnya masa menopause yang umumnya mulai terjadi pada usia 45 tahun.

Masa menopause memiliki konsekuensi kesehatan yang serius. Penyebabnya, antara lain, adalah berhentinya produksi estrogen. Menurunnya daya tahan tubuh, seiring dengan bertambahnya usia, juga memperberat masalah kesehatan wanita usia menopause.

Masalah utama kesehataan pada masa menopause adalah penyakit jantung dan stroke. Pada tahun 2000, penyakit jantung menduduki urutan pertama penyebab kematian wanita di Amerika Serikat (366.000 kasus). Tempat kedua diduduki oleh stroke (103.000 kasus). Kebanyakan kasus tersebut terjadi pada usia menopause. Angka ini jauh di atas angka kematian yang disebabkan oleh kanker payudara yang hanya 42.000 kasus.

Walaupun angka tersebut tidak secara tepat menggambarkan penyakit penyebab kematian wanita di Indonesia, namun kecenderungan ke arah itu sudah mulai terlihat. Data prevalensi obesitas¾salah satu faktor risiko penyakit jantung dan stroke¾pada wanita memperkuat perkiraan tersebut. Hasil pantauan masalah gizi lebih pada dewasa yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan tahun 1997 menunujukkan prevalensi obesitas pada orang dewasa adalah 2,5% dan 5,9% masing-masing untuk pria dan wanita. Prevalensi obesitas tertinggi terjadi pada kelompok wanita berumur 45 tahun ke atas (9,2%). Saat ini, diperkirakan lebih dari 6 juta wanita dewasa Indonesia menderita obesitas.

Memasuki Masa Menopause

Pada usia reproduktif, indung telur (ovary) wanita mengandung 200.000-400.000 kantong kecil (follicle) yang berisi bahan-bahan yang diperlukan untuk membentuk sel telur matang (ova). Indung telur juga menghasilkan dua jenis hormon utama, yaitu estrogen dan progesteron. Kemampuan indung telur menghasilkan follicle dan hormon menurun dengan bertambahnya usia. Menopause terjadi apabila pembentukan sel telur pada follicle telah dihentikan. Menopause juga ditandai dengan berhentinya sekresi estrogen dan progesteron.

Walaupun sekresi estrogen sudah berhenti, indung telur masih bisa menghasilkan testosteron dalam jumlah kecil yang dapat diubah menjadi estrogen. Namun, jumlah estrogen yang dihasilkan ini jauh dari jumlah estrogen yang dibutuhkan untuk membina kesehatan yang baik pada masa menopause.

Estrogen diketahui berperan melindungi wanita dari penyakit jantung dan stroke. Penghentian produksi hormon estrogen berdampak pada meningkatnya risiko penyakit ini. Pada awalnya (pada usia muda), wanita memiliki risiko yang lebih kecil untuk menderita penyakit kardiovaskular daripada pria. Namun, setelah masa menopause, risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular menjadi sama antara pria dan wanita. Hilangnya estrogen dipercaya sebagai salah satu penyebab utamanya.

Peran pelindungan oleh estrogen dapat dijelaskan sebagai berikut. Kira-kira dua tahun sebelum masa menopause, produksi estrogen mulai menurun. Akibatnya adalah kadar LDL-cholesterol (kolesterol ‘jahat’) mulai meningkat, sementara kadar HDL-cholesterol (kolesterol ‘baik’) menurun. Kadar LDL-cholesterol tinggi dan kadar HDL-cholesterol rendah merupakan indikator meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke.

Pembuluh darah dapat dianalogikan dengan pipa pembuangan air dan limbah di perkotaan. Jika pipanya sempit, pampat, atau rapuh, air dan limbah yang mengalir akan tersendat atau bahkan berhenti. Pada pipa yang dindingnya rapuh, tekanan air yang besar akan berakibat pada jebolnya dinding pipa. Demikian juga halnya dengan pembuluh darah. Aliran darah akan terhambat apabila pembuluh darah sempit atau pampat. Stroke terjadi apabila pembuluh darah di otak pecah akibat pampat atau dindingnya rapuh.

Estrogen memiliki efek memperlebar dan menghaluskan pembuluh darah bagian dalam serta melenturkannya. Akibatnya adalah aliran darah lancar dan tekananya turun. Estrogen mempengaruhi faktor penggumpalan darah di hati. Hal ini akan mengurangi kekentalan darah dan meningkatkan fibrinolisis, suatu proses alami untuk memecah gumpalan darah. Selain itu, estrogen diketahui tidak hanya sekadar hormon tetapi juga sebagai anti-oksidan yang membersihkan radikal bebas perusak arteri.

Faktor Risiko

Terdapat dua golongan besar faktor risiko penyakit jantung dan stroke, yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi usia, riwayat keluarga, jenis kelamin, dan ras. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah adalah rokok, kadar kolesterol dan lemak darah, tekanan darah, aktivitas fisik, obesitas, dan diabetes melitus.

Kebiasaan merokok akan berdampak pada meningkatnya risiko menderita penyakit jantung dan stroke. Sementara itu, kadar kolesterol, terutama LDL-cholesterol, darah merupakan faktor utama penyebab penyakit jantung dan meningkatnya risiko mengalami stroke. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa kadar HDL-cholesterol yang rendah akan lebih berisiko pada wanita dibandingkan pada pria. Faktor risiko utama yang lain adalah tekanan darah yang tinggi. Wanita berpeluang mengalami peningkatan tekanan darah tinggi jika bobot badannya 10 kg atau lebih di atas bobot badan normalnya.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidak aktif berisiko menderita penyakit jantung 2 kali lebih tinggi daripada risiko pada orang yang aktif. Sementara itu, bobot badan yang jauh di atas normal, terutama jika timbunan lemak berada di sekitar pinggang (apple-shape), akan meningkatkan masalah kesehatan, yaitu tekanan darah tinggi, kadar kolesterol darah yang tinggi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Wanita yang menderita diabetes berisiko terkena serangan jantung 3-7 kali lebih tinggi daripada risiko pada wanita sebayanya yang tidak menderita diabetes.

Faktor lain yang juga diketahui berkontribusi pada meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular pada wanita adalah penggunaan pil kontrasepsi tertentu, konsumsi alkohol, dan faktor psiskososial (stress). Diduga stress meningkatkan faktor risiko lain seperti tekanan darah dan konsumsi rokok atau alkohol sebagai kompensasi dari perasaan tertekan.

Bagaimana menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke pada wanita? Karena faktor risiko yang dapat diubah, semuanya, berkaitan dengan gaya hidup, maka jawabannya adalah perbaikan gaya hidup. Ungkapan bijak ‘SEHAT’ (Seimbangkan gizi, Enyahkan rokok, Hindari stress, Awasi tekanan darah, dan Teratur olah raga) merupakan petunjuk praktis untuk pola hidup sehat. “Anda lebih baik memiliki seekor anjing untuk diajak jalan-jalan sore daripada memiliki seekor kucing untuk teman bercanda di atas sofa!”

Duapuluh Lima Tahun yang Menyenangkan

Saat ini, UHH wanita Indonesia adalah 67 tahun. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan UHH orang Indonesia adalah 75 tahun pada tahun 2025. Hal ini berarti wanita memiliki kesempatan untuk hidup rata-rata 25 tahun lagi sejak awal masa menopause. Berbagai upaya perlu dilakukan agar waktu yang cukup lama itu dijalani dengan semenyenangkan mungkin.

Sejaiuh ini, perhatian pemerintah pada masalah kesehatan wanita usia menopause masih belum seserius pada masalah kesehatan pada kelompok umur lain, seperti kesehatan ibu hamil atau ibu menyusui. Karena tingkat pendapatan masyarakat makin meningkat¾yang berdampak pada perubahan gaya hidup¾dan meningkatnya umur harapan hidup, sudah saatnya perhatian besar diberikan pada masalah kesehatan wanita usia menopause, misalnya dengan mendirikan pusat-pusat layanan kesehatan wanita usia lanjut. Kebijakan otonomi daerah memberi kesempatan kepada setiap daerah untuk mengembangkan bentuk pelayanan kesehatan bagi wanita menopause.

Masyarakat juga dapat berperan menurunkan angka penyakit jantung dan stroke pada wanita melalui berbagai upaya, misalnya kampanye wanita tanpa rokok atau menggiatkan olah raga. Memeriksakan kesehatan secara teratur, memperbaiki pola makan (mengonsumsi pangan yang beraneka ragam dan seimbang) termasuk memilih dan menggunakan lemak secara tepat adalah upaya lain yang sangat berperan mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. Semuanya itu bertujuan untuk membuat masa menopause menjadi ‘masa 25 tahun yang menyenangkan’.


Entry filed under: Regional. Tags: .

Obat tradisional untuk sakit mata Awas blogger bisa kena penyakit internet

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Tulisan Terakhir

Blog Stats

  • 203.227 hits